Pengambilan Keputusan Dokter dan Pasien terhadap Tindakan Sectio Caesarea Atas Permintaan Sendiri Berdasarkan Kaidah Autonomi
Abstract
Tindakan sectio caesarea saat ini semakin meningkat, baik atas indikasi medis maupun tanpa indikasi medis yang
lebih dikenal dengan istilah sectio caesarea atas permintaan. Sectio caesarea atas permintaan sendiri banyak
menimulkan dilema baik dari sisi dokter terkait beneficence dan non-maleficence secara profesional, dan
menghargai hak pasien (autonomy). Kebebasan untuk menentukan keputusan sendiri (autonomy) yang kemudian
pada sisi dokter menjadi sangat dilematis. Menganalisis pengambilan keputusan pasien dan dokter terhadap
tindakan sectio caesarea atas permintaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara etik berdasarkan kaidah
autonomy. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif (multi methods) dengan pendekatan explanatory sequential
design. Pengambilan data melalui wawancara mendalam terhadap 10 orang informan dokter dan pasien. Tindakan
operasi sectio caesarea atas permintaan dari aspek persepsi pasien dianggap sebagai otonomi mendasar sebagai
hak sehinga kecenderungan dan keinginan untuk meminta tindakan operasi sectio caesarea dari sisi pasien dapat
dibenarkan. Pengambilan keputusan dokter tentang tindakan operasi sectio caesarea atas permintaan berada pada
sisi dilematis dimana pada satu sisi secara professional dokter tetap pada prinsip bahwa sectio caesarea dilakukan
atas indikasi medis yang jelas dan disisi lain dokter juga dituntut untuk secara etis menghargai hak autonomi atau
patient preference saat seksio atas permintaan pasien dilakukan. Kemampuan dokter dalam merubah presepsi
pasien terhadap tindakan seksio atas permintaan sebagai bagian dari autonomi pasien melalui informed consent
dan informed choice kelihatannya masih sangat sulit karena dokter masih dilematis dalam aspek medis dan aspek
etis ketika pasien tetap memilih untuk seksio atas permintaan tanpa indikasi medis.
References
dan Ginekologi Melakukan Tindakan Sesar Berdasarkan Permintaan Pasien Tanpa Indikasi
Obstektrik yang Nyata?. Jurnal Etika Kedokteran Indonesia. Vol. 1, No.1, hal. 7-11
2. Cunningham, F., Leveno, K., Bloom, S., Spong, C.Y. and Dashe, J., 2014, Williams obstetrics, 24e:
Mcgraw-hill
3. Dewan pertimbangan Perkumpulan obstetri dan ginekologi Indonesia, 2017, Panduan Etik dan
Profesionalisme Obstetri dan Ginekologi di Indonesia (Good Practice in Obstetrics &
Gynecology) (SK PB POGI No. 003/SK/PB.POGI/2017): Jakarta
4. Stiggelbout, A.M., Molewijk, A.C., Otten, W., Timmermans, D.R., Van Bockel, J.H., 2004, Ideals
of patient autonomy in clinical decision making: a study on the development of a scale to assess
patients’ and physicians’ views, J Med Ethics, Vol. 30, hal. 268–274.
5. Mappaware A. Nasrudin. 2018. Buku Ajar Bioetika dan Medikolegal. FK UH; Makassar
6. Beuchamp, Tom, Childress. 2019. Principles of Biomedical Ethics 7th Edition. UK: Oxford
University Press
7. Jonsen, A.R., Siegler, M., and Winslade, W.J., 2010, Clinical Ethics : A Practical Approach to
ethical decisions in clinical medicine. 5th ed. New York, NY: McGraw-Hill
8. Patel B.S. et al., 2020. Changing trends in cesarean section: from 1950 to 2020, Int J Reprod
Contracept Obstet Gynecol, Vol. 9, No. 5, hal. 2222-2226
9. Yaeni, M., and Sulastri, S. K., 2013, Analisa indikasi dilakukan persalinan sectio caesarea di rsup
dr. soeradji tirtonegoro klaten, Disertasi: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
10. Oktarina, R., Misnaniarti, M., Sutrisnawati, D., and Nyoman, N., 2018, Etika Kesehatan Pada
Persalinan Melalui Sectio Caesarea Tanpa Indikasi Medis. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia
Universitas Hasanuddin, Vol. 14, No. 1, hal. 9-16.
11. Marshall, J., 2009, Privacy and Personal Autonomy at The European Court of Human Rights in
Personal Freedom through Human Rights Law?, Martinus Nijhoff. Boston, hal. 49-67
12. Kusmaryanto CB. 2015, Menghornati manusia sebagai pribadi, Bioetika, Jakarta: Kompas.
13. Labor, S., Maguire, S., 2008, The Pain of Labour, British Journal of Pain, Vol. 2, No. 2, hal. 15-9.
14. Loke, A.Y., Davies, L., Mak, Y.W, 2019, Is it the decision of women to choose a cesarean section
as the mode of birth? A review of literature on the views of stakeholders. BMC Pregnancy and
Childbirth. Vol. 19, No. 286, hal. 1-9.
15. Latham, S.R., and Norwitz, E.R., 2009, Ethics and “cesarean delivery on maternal demand”. In
Seminars in perinatology: WB Saunders. 33: 405-409.
16. Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia, 2004, Kode Etik Kedokteran Indonesia Dan
Pedoman Pelaksanaan Kode Etik Kedokteran Indonesia. Kode Etik Kedokteran
17. Pontoh, A. H., 2014, Indikasi Persalinan Sectio Caesarea Berdasarkan Umur Dan Paritas Di Rumah
Sakit Dkt Gubeng Pojok Surabaya Tahun 2015. Sumber, 774.
18. Rasjidi, and Imam, 2009, Manual Seksio Sesarea Dan Laparatomi Kelainan Adneksa. Sagung
Seto: Jakarta.
19. Freer J, 2017, Autonomy in Applied Medical Ethics in Ethics and Medicine, Vol.33, No.1, hal. 21-
25
20. Mahmudah, M.M., 2015. Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Peningkatan Angka Sectio
Caesarea. Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 4(2): 104– 110.
21. Mulyawati, I., Azam, M., and Ningrum, D. N. A., 2011. Faktor tindakan persalinan operasi sectio
caesarea. KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 7(1), hal.14-21.
22. Hanafiah, M.J., and Amir, A., 2007, Etika kedokteran dan hukum kesehatan. Jakarta: Penerbit buku
kedokteran EGC.
23. Dewi, and Arlina, 2010, Family Dynamics & Family Assessment Tools: Universitas Sumatera
Utara.
24. The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), 2006