Sumber Koping Pada Ibu yang Mengalami Baby Blues Syndrome di RS. Elim Rantepao

  • Lulu Alang Tulak Akbid Bakti Nusantara Rantepao, Toraja
  • Yusriani Yusriani Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
  • Fairus prihatin Idris Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia
Keywords: Mekanisme koping, sumber koping, baby blues syndrome

Abstract

Baby blues syndrome tergolong gangguan psikologis ringan yang kadang dialami oleh ibu postpartum. Untuk mengatasi baby blues syndrome, ibu dapat mengadopsi mekanisme koping. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme koping pada ibu yang mengalami baby blues syndrome di Rumah Sakit Elim Rantepao. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Partisipan terdiri dari 5 informan utama yaitu ibu yang mengalami baby blues syndrome, 3 partisipan pendukung (keluarga), dan 1 partisipan kunci (bidan yang merawat). Hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa cara ibu menanggulangi stress amat bergantung pada sumber yang tersedia, seperti dukungan keluarga yang dijadikan ibu sebagai sumber koping yang terbesar, selain itu keyakinan spiritual, dukungan sosial, keseimbangan energy dan materi, juga dijadikan Ibu sebagai sumber kopingnya. Namun ada hal yang berbeda yang didapatkan, yaitu adanya belief atau kepercayaan dimana ibu melakukan ritual atau mempercayai mitos untuk mendapatkan ketenangan. Seperti mempercayai bahwa meminum air yang didoakan akan memberikan ketenangan pada Ibu, ada juga yang dimandikan sambil didoakan yang dipercaya dapat membuang aura-aura buruk serta memberikan ketenangan pada Ibu, kemudian ada juga kepercayaan yang dilakukan dengan cara meletakkan tumbuhan putri malu di bawah bantal anak agar anak tidak merepotkan ibu, dan ibu bisa lebih tenang beristirahat. Untuk itu dalam menghadapi baby blues syndrome, sangat diperlukan dukungan dari sumber koping agar kondisi ibu tidak berlanjut pada gangguan yang lebih berat.

References

1. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development, Perkembangan Manusia. Edisi 10 Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
2. Winkjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo.
3. Silaen Silvrida, et, al . (2014). Mekanisme Koping Ibu Yang Mengalami Postpartum Blues.
4. Restyana, C. I., & Adiesti, F. (2014). Kejadian Baby Blues Pada Ibu Primipara di RSUD Bangil Pasuruan. Hospital Majapahit, Vol 6 No 2 Nopember, 29 - 39.
5. Rahmandani, Karyono, Dewi. (2016). Strategi Penanggulangan (Coping) Pada Ibu Yang Mengalami Postpartum Blues di RSUD Kota Semarang.
6. Manjunath, N. G., Venkatesh, G., & Rajanna. (2011). Postpartum Blue is Common in Socially and Economically Insecure Mothers. Indian J Community Med. , Jul-Sep; 36(3), 231–233. doi: 10.4103/0970-0218.86527.
7. Susanti, L. W. (2016). Faktor Terjadinya Baby Blues Syndrom Pada Ibu Nifas di BPM Suhatmi Puji Lestari. Maternity : Jurnal Kebidanan dan Ilmu Kesehatan , 3(2), 35-44.
8. Yulianti Yulianti, Tahir Abdullah, Yusriani Yusriani (2018). Case To Action Relates To Providing Exclusive ASI in the Kassi-Kassi Health Center Work Area. Window of Health: Jurnal Kesehatan, 2(1), 44-53.
9. Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
10. Stuart, G. W., & Sundeen, S. (2008). Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Published
2019-04-25
How to Cite
1.
Tulak LA, Yusriani Y, Idris F prihatin. Sumber Koping Pada Ibu yang Mengalami Baby Blues Syndrome di RS. Elim Rantepao . woh [Internet]. 2019Apr.25 [cited 2024Dec.26];2(2):106-15. Available from: http://103.133.36.92/index.php/woh/article/view/583
Section
Articles