Analisis Mikroorganisme Udara terhadap Gangguan Kesehatan dalam Ruangan Administrasi Gedung Menara UMI Makassar
Abstract
Ruang Administrasi Gedung Menara Universitas Muslim Indonesia merupakan ruangan tertutup dan menggunakan sistem pengaturan udara dengan Air Conditioner (AC) untuk mengurangi panas udara di dalam ruang kerja. Kondisi gedung dan ruang kerja dengan ventilasi tertutup, furnitur dan bahan bangunan yang bervariasi, serta aktifitas perkantoran di ruangan tersebut yang cukup padat serta keberadaan alat-alat perkantoran dalam ruangan dapat memicu timbulnya kontaminan mikrobiologis pada udara dalam ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kualitas mikroorganisme udara dalam ruang adsministrasi Gedung Menara Universitas Muslim Indonesia. Dalam hal ini jumlah angka kuman berupa bakteri dan jamur di udara terhadap gangguan kesehatan dalam ruang administrasi Gedung Menara Universitas Muslim Indonesia. Desain penelitian ini adalah cross-sectional dengan penentuan sampel menggunakan teknik total sampling. Sampel objek dalam penelitian ini berjumlah enam ruangan, sedangkan sampel subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 37 responden. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara suhu ruang dengan angka total mikroorganisme udara terhadap gangguan kesehatan, dengan nilai p-value 0.001 (0.001<0.05). Terdapat hubungan antara kelembaban ruang dengan angka total mikroorganisme udara terhadap gangguan kesehatan dengan nilai p-value 0.001 (0.001<0.05), tidak ada hubungan antara pencahayaan ruang dengan angka total mikroorganisme udara terhadap gangguan kesehatan dengan nilai p-value 0.156 (0.156>0.05), ada hubungan antara angka total mikroorganisme udara terhadap gangguan kesehatan dengan nilai p-value 0.001 (0.001<0.05). Penelitian ini menyarankan perlunya peningkatan pemahaman akan gangguan kesehatan yang diakibatkan mikroorganisme di udara pada pihak manajemen dan pegawai.
References
Achmadi, U. F. (2013). Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Rajawali Pers, Jakarta. Health and Consumer of The European Comisssion (HCEU). (2008). Indoor Air Quality. Available: http://ec.europa.eu/health/scintific_Comittees/opinions_layman/en/indoor-air-pollution/index.htm
Joviana (2009). Hubungan Konsentrasi Aktivitas Radon (222rn) dan Thoron (220rn) di Udara dalam Ruangan dengan Gejala Sick Building Syndrome pada Tiga Gedung DKI Jakarta Tahun 2009 (Skripsi, Universitas Indonesia, Jakarta).
Kristianti, E. (2012). Efektivitas Penggunaan Radiasi Sinar Ultraviolet dalam Penurunan Jumlah Angka Kuman Ruang Operasi Rumah Sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta (Tesis, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).
Mahfudah, U. (2015). Analisis Pengaruh Kualitas Lingkungan Fisik Ruangan terhadap Angka Total Bakteri di Udara dalam Ruang Laboratorium Area Eksakta Di Universitas Hasanuddin Makassar (Tesis, Universitas Hasanuddin, Makassar).
Mandal, Bibhatk, Wilkins, Edmun, G.L. (2008). Lecture Notes: Penyakit Infeksi. Penerbit Airlangga, Jakarta.
Moerdjoko (2004). Kaitan Sistem Ventilasi Bangunan dengan Keberadaan Mikroorganisme Udara. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur,Vol.32, 89 – 94.
Nadaffi, et al. (2011). Investigation of Indoor and Outdoor Air Bacterial Density In Tehran. Iranian Journal of Enviromental Health Science & Engineering; Tehran Vol.8, Iss, 383-388.
Prasasti, C. I., Mukono, J., & Sudarmaji (2005). Pengaruh Kualitas Udara dalam Ruangan Ber -AC terhadap Gangguan Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan,Vol.1(2), 2005, 160-169.